oleh

Mantan Bek Juventus Nicola Legrottaglie Menilai Matthijs De Ligt Tak Cocok di Juventus

Mantan bek Juventus Nicola Legrottaglie menilai Matthijs De Ligt tidak cocok bermain di Bianconeri. Karena itu, dia sangat mendukung penuh mantan klubnya ini untuk menjual sang bek.

De Ligt bergabung dengan Juventus dari Ajax Amsterdam pada 2019. Bek asal Belanda tersebut diikat kontrak hingga 2024 di Allianz Stadium.

De Ligt telah bermain 117 kali dengan seragam Juventus di semua kompetisi. Dia berhasil menyumbang delapan gol dan tiga assist

Selain itu, De Ligt juga telah meraih tiga gelar bersama Bianconeri. Itu termasuk satu titel Serie A pada musim 2019–20.

Dalam beberapa hari terakhir De Ligt dikaitkan dengan Chelsea. Ini tak lepas dari ketertarikan Thomas Tuchel kepadanya.

Chelsea diketahui memang sedang mencari bek tengah baru. The Blues ditinggal Andreas Christensen dan Antonio Rudiger di musim panas ini.

De Ligt memiliki klausul rilis sekitar 120 juta Euro. Namun, Chelsea kabarnya bersedia memberikan sejumlah uang plus Timo Werner untuk merekrut bek timnas Belanda tersebut.

Nicola Legrottaglie sangat mendukung Juventus untuk menjual Matthijs De Ligt ke Chelsea. De Ligt dianggap tak sepenuhnya cocok bermain di Turin.

“Saya selalu menyukai dia dalam hal karakteristik, akan tetapi saya menilai dia tidak akan pernah benar-benar cocok di Juventus,” kata Legrottaglie kepada Tuttojuve.

“Saya tidak pernah melihat dia sebagai seorang pemimpin. Tampak dari luar, dia seperti bukan bagian dari Juventus.

“Dia tidak pernah benar-benar melakukan segala yang bisa membuat dia disukai rekan-rekan setimnya.”

Apabila De Ligt benar-benar dijual, Juventus pasti harus mendatangkan bek tengah untuk memperkuat lini pertahanan. Legrottaglie menilai Gleison Bremer dan Kalidou Koulibaly bisa dipertimbangkan Bianconeri.

“Tidak pasti bahwa dengan juara hebat Anda harus melakukan yang lebih baik, terutama di pertahanan,” lanjutnya.

“Yang terpenting adalah pekerjaan departemen, yang sering kali mengimbangi kualitas individu. Juga karena ada beberapa yang kuat. Bremer adalah pemain yang berada di puncak. Hal yang sama untuk Koulibaly.”

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *