Steven Gerrard memiliki kisah yang sangat panjang bersama klub raksasa Inggris, Liverpool. Ia sudah memperkuat klub tersebut sejak kecil sebelum menuju ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan LA Galaxy.
Gerrard bergabung dengan Liverpool pada tahun 1987 – ketika usianya masih sembilan tahun. Ia melewati setiap tahapan level usia di akademi klub sebelum akhirnya mencatatkan debut bersama tim inti pada tahun 1998.
Pria kelahiran Whiston, Merseyside, Inggris itu menghabiskan hampir seluruh karir bermainnya bersama Liverpool. Total 710 laga ia lakoni, mencetak 186 gol, dan menyumbang sembilan gelar dari berbagai kompetisi.Dari kesembilan gelar, salah satunya berasal dari ajang Liga Champions. Sayangnya, Gerrard tak pernah bisa membantu the Reds menjuarai Premier League yang sudah dinantikan oleh fans selama bertahun-tahun lamanya.
Beberapa bulan setelah kepergiannya ke LA Galaxy, Liverpool memutuskan untuk mengangkat Jurgen Klopp sebagai pelatih menggantikan Brendan Rodgers. Sejak saat itu, peruntungan the Reds mulai berubah.Klopp menjadi salah satu kunci kesuksesan Liverpool dalam beberapa tahun terakhir. Setelah membawa mereka juara Liga Champions, pria berdarah Jerman itu juga berhasil membawa the Reds memenangkan Premier League.
Gerrard, yang sekarang menjabat sebagai pelatih Glasgow Rangers, nampak menyesal. “Melihat ke belakang, saya berharap saya bisa menandantangani kontrak satu tahun terakhir yang telah ditawarkan Liverpool,” ujarnya kepada the Mirror.
“Sebab, saya bisa mendapatkan kesempatan bermain di bawah asuhan Jurgen Klopp mungkin dengan periode yang sedikit. Ada sedikit penyesalan,” lanjutnya.
17 tahun berkarir di Liverpool bukanlah waktu yang singkat. Gerrard pun telah melalui sejumlah momen penting bersama raksasa Inggris tersebut. Naik dan turun klubnya pun telah disaksikan secara langsung.
“Saya menjalani perjalanan yang fantatis di Liverpool. Klub membawa saya ke masa-masa keemasan, dan itu kenangan yang takkan pernah saya lupakan dan akan selalu saya hargai. Saya selalu memikirkan mereka setiap hari,” katanya.
“Pada waktu yang sama, saya juga mengalami beberapa momen yang coba saya lupakan mengenai masa-masa terendah yang brutal. Tapi saya tidak ingin selalu berbicara soal masa-masa tinggi dan rendah.”
“Saya ingin melihat kembali pada perjalanan itu dengan perasaan senang karena saya telah mewujudkan impian saya, bermain di untuk tim lokal dan saya mencapai hal-hal yang tidak pernah saya impikan,” pungkasnya.
Komentar