oleh

Deretan Sejarah pada Laga Der Klassiker

Deretan Sejarah pada Laga Der Klassiker

Berita Bola | Kangbola.com – Pertandingan Bundesliga akhir minggu ini akan dipanaskan oleh duel Bayern Munich versus Borussia Dortmund, Sabtu (6/4/2019). Telah bertahun-tahun lamanya pertandingan ini dimaksud beberapa orang menjadi Der Klassiker di Jerman. Deretan Sejarah pada Laga Der Klassiker

Deretan Sejarah pada Laga Der Klassiker

Pada pertemuan pertama musim ini di Signal Iduna Park, Bayern mesti mengaku kelebihan Dortmund. Mereka kalah dengan menegangkan dengan skor 2-3. Semestinya duel klub terbaik Eropa, berlangsungnya pertandingan saat itu memetik beberapa kontroversi.

Namun, bukan kontroversi saja yang selalu menemani pertemuan klub garapan Niko Kovac serta Lucien Favre. Banyak sejarah penting yang terdapat tiap-tiap pertandingan Bayern versus Dortmund di langsungkan setiap musimnya.

Bicara sejarah, kita tidak dapat menyamakan Der Klassiker dengan duel panas lainnya seperti Derby della Capitale pada AS Roma versus Lazio, El Clasico pada Barcelona versus Real Madrid, atau Superclassico pada Boca Juniors versus River Plate.

Tidak ada yang dapat jamin bila Der Klassiker menjadi yang terpanas di Bundesliga. Dari dahulu, duel kedua team belum pernah menyentuh masalah singgungan antarsuporter, pertarungan antarkota, ataupun sejarah yang betul-betul membuat duel kedua team sampai titik didih.

Untuk lihat lebih jauh sejarah persaingan Bayern versus Dortmund, Kami telah meringkas lima bukti sejarah duel yang disebutkan menjadi penentu juara Bundesliga musim ini:

Anomali Der Klassiker di Bundesliga

Bayern Munich versus Borussia Dortmund belum pernah kekal dijuluki Der Klassiker. Ini tidak terlepas dari anomali yang berlangsung di Liga Jerman. Disana, cuma klub-klub yang tengah dalam pucuk kejayaan saja menyandang predikat semacam itu.

Di Jerman, Bayern pasti jadi raja dengan 28 kali juara. Sesaat Dortmund baru memenangani delapan titel. Lihat perolehan dua klub ini saja, kita dapat tahu jika pertarungan keduanya belum pernah berjalan lama.

Jadi tidaklah heran bila di setiap masa Bayern selalu menjumpai lawan sebanding yang berlainan. Pada periode 70-an, mereka berkompetisi seru dengan Borussia Moenchengladbach. Sesudah itu Hamburg SV serta Stuttgart yang sering mematahkan dominasi mereka.

Jauh sebelum era ke-21, lawan kuat FC Hollywood malah Schalke 04 dan FC Nuernberg. Uniknya, pertemuan klub asal kota Munich dengan beberapa nama diatas selalu dijuluki Der Klassiker di masa semasing. Jadi tidaklah heran bila beberapa orang Jerman yang mengaku jika arti Der Klassiker cuma muncul bila perolehan kedua klub diatas lapangan, bukan pada pertemuan Bayern versus Dortmund saja.

Bayern versus Dortmund Bermula pada 90-an

Disematkannya status Der Klassiker di pertandingan Bayern versus Dortmund bermula dari menanjaknya performa Die Borussen pada masa 90-an. Saat dua musim berturut-turut (1994-1995/1995-1996) klub dengan warna kebesaran Kuning-Hitam ini mengguncang publik Jerman.

Dortmund yang awal mulanya tidak dilihat menjadi klub besar tidak diduga sukses mencapai titel Bundesliga pada musim itu. Bukan sekedar di Jerman, klub yang saat itu masih tetap diperkokoh Karl-Heinz Riedle serta Mathias Sammer pula jadi yang terbaik Eropa dengan memenangkan Liga Champions pertamanya.

Perolehan mengagumkan ini juga yang membuat Bayern panas. Sering juga pertemuan kedua team membuahkan permusuhan antarpemain di lapangan. Mulai sejak itu, pertandingan kedua klub selalu mengambil alih perhatian lebih dari publik Jerman. Apalagi dalam 10 tahun paling akhir cuma Dortmund yang sudah sempat mengakhiri dominasi Die Roten.

Panas di Lapangan, Dingin di Luar Lapangan

Panasnya laga kedua team kenyataannya belum pernah berlangsung di luar lapangan. Bahkan juga jalinan mereka di luar lapangan sudah sempat sampai titik romantisme paling tinggi pada 2005. Saat itu Dortmund ada di ujung kemunduran serta mesti membayar utang sebesar 200 juta euro.

Permasalahan ini bahkan juga memaksa presiden klub saat itu, Reinhard Rauball, jual stadion Westfallen sampai pada akhirnya bertukar nama jadi Signal Iduna Park sampai saat ini. Langkah ini dikerjakan menjadi usaha klub mendapatkan dana fresh.

Tetapi langkah berani itu nyatanya kurang selamatkan klub. Lebih selang beberapa saat mereka tidak berhasil membayar upah pemain saat satu bulan. Waktu CEO Hans Joachim Watzke akan menginformasikan kemunduran, Bayern hadir mengulurkan tangan.

Bayern juga menolong sang lawan. Sang presiden, Uli Hoeness, meminjamkan 2 juta euro supaya Dortmund dapat menggaji beberapa pemainnya. Walau termasuk kecil, utang ini akan selalu diingat kebanyakan orang di Dortmund.

Tindakan Pengkhianatan yang Umum Berlangsung

Seperti perihal yang seringkali berlangsung di Derby della Madonnina, Der Klassiker pula sering dibumbui oleh tindakan pengkhianatan pemainnya. Tidak terhitung berapakah beberapa pemain yang geser dari Dortmund ke Bayern ataupun sebaliknya.

Robert Lewandowski serta Mario Goetze ialah nama terbaru yang tidak sungkan pergi langsung dari Die Borussen ke Die Roten. Bahkan juga Goetze dengan berani kembali lagi ke Signal Iduna Park sesudah tidak berhasil cemerlang di Allianz Ajang.

Narasi yang dibikin Mats Hummels berlainan lagi. Menimba pengetahuan di akademi Bayern, dia malah besar di Dortmund. Sesudah 2x dipinjamkan, juara delapan kali Bundesliga pada akhirnya menebus sang bek pada 2009 di harga cuma seputar 4 juta euro. Walaupun demikian, mimpi pemain 30 tahun sebenarnya berada di Bayern hingga kemudian akan memutuskan kembali 2016 lalu dengan bandrol 31 juta euro.

Uniknya, beberapa pembelot bukan sekedar dikerjakan pemain saja. Beberapa petinggi tinggi di kedua klub itu pun tidak sangsi pindah ke sang lawan. Nama Matthias Sammer pasti harum di telinga simpatisan Dortmund selesai membawa klub memenangkan Liga Champions 1997 yang lalu.

Sesudah itu dia juga sudah sempat melatih disana pada 2000-2004. Tetapi dia dengan berani terima penawaran Bayern menjadi Direktur Berolahraga pada 2012 lalu. Perolehan mengagumkan lainnya dibikin Ottmar Hitzfield. Saat melatih di kedua klub itu, dia sukses memenangkan Liga Champions serta Bundesliga.

Duel Pada Penguasa serta Pekerja

Semestinya pertandingan panas lain yang dilatarbelakangi ketidaksamaan kelas, Bayern versus Dortmund pula tidak terlepas dari masalah itu. Ialah bekas pelatih Die Borussen, Juergen Klopp, yang menyatakan timnya itu menjadi klub kelas pekerja.

Apa yang disebutkan Klopp ini memang berdasar pada dari latar belakang fan Dortmund yang sebagian besar di isi golongan pekerja. Apalagi mereka diketahui menjadi raksasa Jerman yang tidak miliki kocek tebal. Ya, mereka sampai kini selalu memercayakan produk akademi sendiri atau menghadirkan pemain muda di harga miring.

Berlainan 180 derajat dengan sang lawan, Bayern malah dikuasai oleh beberapa orang berduit yang miliki kekuasaan. Bahkan juga direksi klub sempat dipegang oleh bekas Perdana Menteri di regional Bavaria, Edmund Stoiber.

Kehadiran beberapa orang penting di badan klub ini juga yang membuat mereka dipandang seperti klub yang paling disayangi beberapa penguasa. Lebih The Bavarian sering mengharumkan nama Jerman di pertandingan Eropa.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *